I. PENDAHULUAN
Pilar
kelima dari Karakter Pancasila adalah berkesejahteraan. Keadilan sosial berarti
seluruh rakyat hidup sejahtera. Maka, pilar ini merupakan pilar hasil atau
pilar result, yang menjadi turunan
langsung dari sila kelima. Dalam berpansila, kesejateraan atau kemakmuran tak
boleh dinikmati hanya oleh sedikit orang, tapi harus dinikmati oleh seluruh
masyarakat tanpa kecuali. Ini tentu sesuai dengan tingkat masing-masing. Ada
batas rendah kesejahteraan yang mau tidak mau harus terpenuhi bagi semua orang.
Itulah yang menjadi tujuan kemerdekaan. Semoga dengan tulisan ini semua orang
dapat mengerti makna dari sila kelima Pancasila dan arti dari sebuah
kesejahteraan serta keadilan.
II. PEMBAHASAN
Kunci
kesejahteraan adalah diri sendiri. Yakni keyakinannya sendiri. Banyak orang
yang tidak yakin dengan dirinya sendiri dan berakhir dengan nasib yang buruk,
banyak orang juga yang percaya dengan dirinya sendiri tetapi dia tidak mau
berusaha dan akhirnya menyerah. Mereka menggunakan berbagai alasan untuk
menutupi ketidakyakinannya. Dalam hal ini yang harusnya disadari oleh
masyarakat. Pada hal berikutnya kita akan membahas satu persatu dari hal-hal
yang berkaitan dengan sila kelima dari Pancasila.
v Berkesejahteraan dan Karakter Utama Pendukungnya
M. BERKEADILAN
Berkeadilan
merupakan karakter utama ke-13 dari Karakter Pancasila. Akar istilah
berkeadilan adalah adil yang dapat dipahami sebagai “sama berat” atau “tidak
berat sebelah”. Perbedaan selalu ada. Perbedaan kesejahteraan selalu terjadi.
Itu menjadi bagian dari reallitas dunia sepanjang peradaban manusia. Namun,
kesenjangan tak boleh dibiarkan sedemikian melebar.
Seseorang yang
berkeadilan tak akan merugikan orang lain untuk menguntungkan diri, keluarga
atau kelompoknya. Berkeadilan juga berarti ‘menghukum’ atau ‘menghargai’ secara
proposional, tanpa berlebihan. Masyarakat dan bangsa yang berkeadilan adalah
masyarakat dan bangsa yang sejahtera.
v Berkeadilan dan Karakter Pendukungnya
BENAR
Benar
merupakan karakter pertama dari berkeadilan. Secara bahasa istilah benar dapat
diartikan sebagai “sesuai sebagaimana adanya”, “tidak salah”, juga “tidak berat
sebelah”. Seorang berkarakter benar adalah orang yang memandang persoalan
sebagaimana adanya, bersikap dan mengambil keputusan secara adil tanpa berat
sebelah, serta selalu berusaha untuk tidak salah dalam berbuat apa pun.
Mengambil keputusan secara adil dan tidak memihak siapa pun juga ciri pribadi
berkarakter benar. Untuk dapat adil memang harus berpikir, bersikap, dan
berbuat benar.
MENJUNJUNG
HAK
Seseorang
yang berkeadilan adalah orang yang selalu menjunjung tinggi hak. Isitilah hak
dapat diartikan sebagai “milik”. Dengan demikian, menjunjung hak berarti
memenuhi kebenaran milik setiap orang. Tak ada keadilan tanpa pemenuhan hak.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang memiliki hak disebut ‘berhak’.
Seringkali yang berhak justru berada pada posisi yang lebih lemah disbanding
dengan yang harus memenuhi hak itu. Seorang berkeadilan menjunjung tinggi hak
orang-orang di sekitarnya, seperti petunjuk Nabi yaitu “Bayarlah upah sebelum keringat kering”.
Menjunjung hak memang diawali dengan
dipenuhinya hak orang-orang di sekitarnya. Baru setelah itu, diperjuangkanlah
hak sendiri. Seseorang yang menjunjung hak tak akan lelah mengusahakan haknya
sendiri. Ia akan memperjuangkannya dengan cara yang baik. Itu bukan semata
untuk kepentingan sendiri, melainkan juga untuk membantu orang lain agar tidak
melanggar hak siapa pun. Sebab, melanggar hak sungguh keliru.
SEIMBANG
Seimbang
merupakan karakter dari berkeadilan pula. Pribadi yang berkarakter seimbang
secara umum adalah pribadi yang menjalankan berbagai aspek kehidupannya secara
merata. Berkeadilan tentu perlu diawali dari diri sendiri. Seperti seseorang
yang mempunyai karakter seimbang maka dia akan mengelola hidupnya sendiri
secara seimbang. Tidak ada aspek yang dilebihkan secara khusus, tidak pula ada
yang direndahkannya.
Seseorang
berkarakter seimbang akan memberikan penghargaan pada orang lain secara
sepadan.puncak dari karakter seimbang adalah harmonis. Yakni ketika diri ini
mampu menempatkan berbagai hal berbeda secara benar-benar selaras. Konsep
setupa dengan “hablum minallah, hablum
minannas, dan hablum minal alam” pada Islam. Semua itu adalah wujud
karakter seimbang pada berkeadilan.
“BERKEADILAN
merupakan gerbang kesejahteraan. Berlaku benar, menjunjung hak, serta seimbang
merupakan elemennya”
BERKEMAKMURAN
Makmur adalah mulia. Itu bukan ungkapan
semata, melainkan ajaran agama. Disebutkan, ‘begitu
dekat kefakiran dengan kekafiran’. Begitu penting menjadi makmur. Sebab,
makmur akan menumbuhkan rasa percaya diri. Dengan begitu, seluruh hambatan diri
akan teratasi dan seluruh potensi diri akan dapat diaktualisasikan. Itu akan
menambah kemakmuran diri. Pribadi-pribadi yang memiliki rasa kemakmuran tinggi
sbb:
·
Berwirausaha
·
Kreatif -
Inovatif
·
Berhijrah –
Mendunia
“Manusia yang BERKEMAKMURAN adalah manusia yang kuat. Mereka
berwirausaha, kreatif – inovatif, serta berhijrah – mendunia hingga menjadi
kuat”
BERMARTABAT
Bermartabat
merupakan karakter utama terakhir dari Karakter Pancasila. Posisinya juga
sebagai penopang pilar berkasih sayang. Instilah bermartabat dapat dimaknai
sebagai “tingkat harkat kemanusiaan” atau “harga diri”. Seorang yang
bermartabat adalah sorang yang berharga diri. Yakni, saat harkat kemanusiaannya
berada pada tingkat optimal untuk ukuran masing-masing, baik secara raga maupun
jiwa.
Banyak
yang menyangka bermartabat terkait dengan status seseorang. Anggapan itu
mengemuka karena harga diri sering dihubungkan dengan materi atau atribut lain.
Bila status tersebut dalam keadaan baik, orang yang memilikinya akan berharga
diri atau bermartabat. Sebaliknya, bila status raga dan jiwanya tidak baik,
orang itu akan kurang bermartabat. Perilaku menjadi cermin dari bermartabat.
Seseorang yang bermartabat juga ditandai dengan sikapnya yang tak gampang
meminta. Seseorang yang bermartabat selalu bermental mampu. Ia akan menghindari
mengeluh. Ia juga berusaha keras untuk menutupi kesusahannya sendiri. Ia
percaya. Berkeluh kesah hanya akan melemahkan diri sendiri, tak membuat mental
menjadi kuat untuk menyambut tantangan. Bermartbat dan karakter pendukunya
yaitu, sbb:
Ø
Sehat
Ø
Cerdas
Ø
Mandiri
“Harga diri
seseorang dinilai dari martabatnya. Sedangkan BERMARTABAT berarti sehat, cerdas, dan mandiri”
Semoga dengan tulisan ini bermanfaat dan
dapat memberi informasi untuk pembaca sekalian. Sekian tulisan saya, saya
ucapkan terima kasih.
Nama : Lungguh Khasanah
NIM : 15101006
Fak/Prodi : Management
Tidak ada komentar:
Posting Komentar