Rabu, 30 September 2015

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA



I. PENDAHULUAN
   
Pilar kelima dari Karakter Pancasila adalah berkesejahteraan. Keadilan sosial berarti seluruh rakyat hidup sejahtera. Maka, pilar ini merupakan pilar hasil atau pilar result, yang menjadi turunan langsung dari sila kelima. Dalam berpansila, kesejateraan atau kemakmuran tak boleh dinikmati hanya oleh sedikit orang, tapi harus dinikmati oleh seluruh masyarakat tanpa kecuali. Ini tentu sesuai dengan tingkat masing-masing. Ada batas rendah kesejahteraan yang mau tidak mau harus terpenuhi bagi semua orang. Itulah yang menjadi tujuan kemerdekaan. Semoga dengan tulisan ini semua orang dapat mengerti makna dari sila kelima Pancasila dan arti dari sebuah kesejahteraan serta keadilan.
                                                  
II. PEMBAHASAN

Kunci kesejahteraan adalah diri sendiri. Yakni keyakinannya sendiri. Banyak orang yang tidak yakin dengan dirinya sendiri dan berakhir dengan nasib yang buruk, banyak orang juga yang percaya dengan dirinya sendiri tetapi dia tidak mau berusaha dan akhirnya menyerah. Mereka menggunakan berbagai alasan untuk menutupi ketidakyakinannya. Dalam hal ini yang harusnya disadari oleh masyarakat. Pada hal berikutnya kita akan membahas satu persatu dari hal-hal yang berkaitan dengan sila kelima dari Pancasila.

v  Berkesejahteraan dan Karakter Utama Pendukungnya

 M. BERKEADILAN

Berkeadilan merupakan karakter utama ke-13 dari Karakter Pancasila. Akar istilah berkeadilan adalah adil yang dapat dipahami sebagai “sama berat” atau “tidak berat sebelah”. Perbedaan selalu ada. Perbedaan kesejahteraan selalu terjadi. Itu menjadi bagian dari reallitas dunia sepanjang peradaban manusia. Namun, kesenjangan tak boleh dibiarkan sedemikian melebar.

Seseorang yang berkeadilan tak akan merugikan orang lain untuk menguntungkan diri, keluarga atau kelompoknya. Berkeadilan juga berarti ‘menghukum’ atau ‘menghargai’ secara proposional, tanpa berlebihan. Masyarakat dan bangsa yang berkeadilan adalah masyarakat dan bangsa yang sejahtera.

v  Berkeadilan dan Karakter Pendukungnya

BENAR

Benar merupakan karakter pertama dari berkeadilan. Secara bahasa istilah benar dapat diartikan sebagai “sesuai sebagaimana adanya”, “tidak salah”, juga “tidak berat sebelah”. Seorang berkarakter benar adalah orang yang memandang persoalan sebagaimana adanya, bersikap dan mengambil keputusan secara adil tanpa berat sebelah, serta selalu berusaha untuk tidak salah dalam berbuat apa pun. Mengambil keputusan secara adil dan tidak memihak siapa pun juga ciri pribadi berkarakter benar. Untuk dapat adil memang harus berpikir, bersikap, dan berbuat benar.

MENJUNJUNG HAK

Seseorang yang berkeadilan adalah orang yang selalu menjunjung tinggi hak. Isitilah hak dapat diartikan sebagai “milik”. Dengan demikian, menjunjung hak berarti memenuhi kebenaran milik setiap orang. Tak ada keadilan tanpa pemenuhan hak. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang memiliki hak disebut ‘berhak’. Seringkali yang berhak justru berada pada posisi yang lebih lemah disbanding dengan yang harus memenuhi hak itu. Seorang berkeadilan menjunjung tinggi hak orang-orang di sekitarnya, seperti petunjuk Nabi yaitu “Bayarlah upah sebelum keringat kering”.

 Menjunjung hak memang diawali dengan dipenuhinya hak orang-orang di sekitarnya. Baru setelah itu, diperjuangkanlah hak sendiri. Seseorang yang menjunjung hak tak akan lelah mengusahakan haknya sendiri. Ia akan memperjuangkannya dengan cara yang baik. Itu bukan semata untuk kepentingan sendiri, melainkan juga untuk membantu orang lain agar tidak melanggar hak siapa pun. Sebab, melanggar hak sungguh keliru.

SEIMBANG

Seimbang merupakan karakter dari berkeadilan pula. Pribadi yang berkarakter seimbang secara umum adalah pribadi yang menjalankan berbagai aspek kehidupannya secara merata. Berkeadilan tentu perlu diawali dari diri sendiri. Seperti seseorang yang mempunyai karakter seimbang maka dia akan mengelola hidupnya sendiri secara seimbang. Tidak ada aspek yang dilebihkan secara khusus, tidak pula ada yang direndahkannya.

Seseorang berkarakter seimbang akan memberikan penghargaan pada orang lain secara sepadan.puncak dari karakter seimbang adalah harmonis. Yakni ketika diri ini mampu menempatkan berbagai hal berbeda secara benar-benar selaras. Konsep setupa dengan “hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal alam” pada Islam. Semua itu adalah wujud karakter seimbang pada berkeadilan.

“BERKEADILAN merupakan gerbang kesejahteraan. Berlaku benar, menjunjung hak, serta seimbang merupakan elemennya”

BERKEMAKMURAN

Makmur adalah mulia. Itu bukan ungkapan semata, melainkan ajaran agama. Disebutkan, ‘begitu dekat kefakiran dengan kekafiran’. Begitu penting menjadi makmur. Sebab, makmur akan menumbuhkan rasa percaya diri. Dengan begitu, seluruh hambatan diri akan teratasi dan seluruh potensi diri akan dapat diaktualisasikan. Itu akan menambah kemakmuran diri. Pribadi-pribadi yang memiliki rasa kemakmuran tinggi sbb:
·         Berwirausaha
·         Kreatif - Inovatif
·         Berhijrah – Mendunia

“Manusia yang BERKEMAKMURAN adalah manusia yang kuat. Mereka berwirausaha, kreatif – inovatif, serta berhijrah – mendunia hingga menjadi kuat”




BERMARTABAT

Bermartabat merupakan karakter utama terakhir dari Karakter Pancasila. Posisinya juga sebagai penopang pilar berkasih sayang. Instilah bermartabat dapat dimaknai sebagai “tingkat harkat kemanusiaan” atau “harga diri”. Seorang yang bermartabat adalah sorang yang berharga diri. Yakni, saat harkat kemanusiaannya berada pada tingkat optimal untuk ukuran masing-masing, baik secara raga maupun jiwa.

Banyak yang menyangka bermartabat terkait dengan status seseorang. Anggapan itu mengemuka karena harga diri sering dihubungkan dengan materi atau atribut lain. Bila status tersebut dalam keadaan baik, orang yang memilikinya akan berharga diri atau bermartabat. Sebaliknya, bila status raga dan jiwanya tidak baik, orang itu akan kurang bermartabat. Perilaku menjadi cermin dari bermartabat. Seseorang yang bermartabat juga ditandai dengan sikapnya yang tak gampang meminta. Seseorang yang bermartabat selalu bermental mampu. Ia akan menghindari mengeluh. Ia juga berusaha keras untuk menutupi kesusahannya sendiri. Ia percaya. Berkeluh kesah hanya akan melemahkan diri sendiri, tak membuat mental menjadi kuat untuk menyambut tantangan. Bermartbat dan karakter pendukunya yaitu, sbb:
Ø  Sehat
Ø  Cerdas
Ø  Mandiri

“Harga diri seseorang dinilai dari martabatnya. Sedangkan BERMARTABAT  berarti sehat, cerdas, dan mandiri”

Semoga dengan tulisan ini bermanfaat dan dapat memberi informasi untuk pembaca sekalian. Sekian tulisan saya, saya ucapkan terima kasih.


Nama                      :  Lungguh Khasanah                  
NIM                       :  15101006
Fak/Prodi                :  Management


Tidak ada komentar:

Posting Komentar