Selasa, 29 September 2015

PANCASILA MENCERMINKAN KARAKTER BANGSA


PENDAHULUAN
Pancasila selama ini dikenal sebagai ideologi bangsa, sebuah ideologi yang semua pelajar diminta menghapalkannya sejak kecil. Namun, dewasa ini, banyak pemuda Indonesia yang sudah melupakan ideologi Pancasila sehingga karakter kewarganegaraan NKRI pun mulai meluntur.

Dengan tulisan ini, semoga pemuda Indonesia mulai menyuarakan Pancasila, mencerminkan karakter yang terkandung di dalamnya, dan memiliki jiwa nasionalisme untuk mempertahankan keutuhan dan kesatuan NKRI.

PEMBAHASAN
Bagaimana membuat Pancasila menjadi landasan nyata karakter bangsa ini sehingga berkarakter kuat sebagaimana bangsa lain yang maju? Para pendiri negara (the founding fathers) pada waktu itu merancang NKRI dengan membahas mengenai dasar negara yang didirikan. Ir. Soekarno mengusulkan agar dasar negara yang akan didirikan adalah Pancasila (Sidang I BPUPKI, 29 Mei – 1 Juni 1945), Panca berarti lima dan Sila berarti asas.

Pancasila sebagai identitas nasional membutuhkan perjuangan dan pengorbanan untuk saling memberi dan menerima di antara warga bangsa. Pancasila bukan hanya sekedar identitas dalam wujud lambang yang bersifat fisik, namun lebih kepada sifat psikis (living reality), yang mencerminkan watak dan tingkah laku warga Indonesia dalam arti yang luas.

Menurut Hardono Hadi (1994), Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa mencakup tiga aspek, yakni:
1. Pancasila sebagai kepribadian bangsa = mencerminkan nilai-nilai yang telah ada sebagai hasil interaksi antar kebudayaan.
2. Pancasila sebagai identitas bangsa = unsur-unsur dasar kebudayaan bangsa Indonesia menjadi cirri khas dari waktu ke waktu sepanjang hidup berbangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai keunikan bangsa = ketika unsur kepribadian dan identitas bergaul secara global.
***
Siapa sesungguhnya orang Indonesia?
Orang Indonesia sesungguhnya adalah warga negara yang mencerminkan karakter Pancasila.
1. Karakter Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Karakter utama dari sila ini adalah bertakwa. Tuhan menjadi pusat dan puncak keyakinan. Dia menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna, dilengkapi ‘akal budi’, hal yang tidak dimiliki makhluk lain.
Sebagai manusia yang bertakwa, manusia tersebut mencerminkan sikap optimis, tidak resah, tidak khawatir, atau tidak kecewa atas apa pun karena yakin Tuhan menjadi pelindung dan keyakinan menjadi perisai sepanjang dirinya berada di jalan yang benar.

2. Karakter Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Setiap manusia terlahir sama seperti kertas putih yang bersih. Sudah sepatutnya bila sesama manusia saling menghargai. Indonesia dikenal sebagai negara yang beragam, baik secara suku, bahasa, maupun keyakinan. Namun, dibalik perbedaan itu sudah sepatutnya masyarakat Indonesia sama-sama bersatu, bukan sebaliknya.

3. Karakter Sila Ketiga, Persatuan Indonesia. Dengan latar belakang yang berbeda-beda, masyarakat Indonesia di dalam hidupnya selalu berusaha mencari titik temu dengan sesama, agar b-e-r-s-a-t-u.

4. Karakter Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Aksi gotong royong dan musyawarah adalah tindakan didasarkan pada sikap yang kuat bahwa manusia, khususnya warga Indonesia, untuk selalu bersatu.

5. Karakter Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, keadilan sosial itu merupakan buah dari kerja bersama seluruh elemen bangsa.

Di dalam konteks ini, pemuda lah yang harus disorot secara tajam. Mengapa? “yang muda yang berkarya” bukan hanya sebuah ungkapan belaka karena benar adanya. Pemuda Indonesia perlu kembali menanamkan moral-moral Pancasila untuk membangun negara yang maju. Masa depan negara ini, bukan semata-mata bergantung pada pejabat negeri ini. Masa depan Indonesia, digenggam kuat oleh pemuda. Karakter Pancasila harus selalu ditanamkan sejak kecil, sehingga manusia dalam melakukan perbuatannya selalu ingat akan norma.

PENUTUPAN
Demikian tulisan ini saya buat. Semoga dengan tulisan ini, kita sebagai bangsa Indonesia, khususnya kaum pemuda, bisa kembali mengenang arti Pancasila yang sesungguhnya dan mencerminkan karakter-karakter yang terkandung di dalamnya.
Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden.” – “Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu.” (R. M. Noto Soeroto).

DAFTAR PUSTAKA
Winarno, 2013, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Edisi Ketiga, PT. Bumi Aksara.
Uchrowi, 2013, Karakter Pancasila, PT. Balai Pustaka.







Nama               : Nita Indra Saphira
NIM                : 15101035
Jurusan            : Manajemen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar