I.
PENDAHULUAN
i.
Latar Belakang
Kita sebagai mahasiswa sangat penting untuk mengetahui seberapa penting penerapan Demokrasi bagi mahasiswa. Karena kita sebagai mahasiswa harus tahu tentang hak dan kewajiban yang didapat sebagai warga negara.
Kita sebagai mahasiswa sangat penting untuk mengetahui seberapa penting penerapan Demokrasi bagi mahasiswa. Karena kita sebagai mahasiswa harus tahu tentang hak dan kewajiban yang didapat sebagai warga negara.
ii.
Tujuan
Untuk mengetahui peran mahasiswa di dalam demokrasi
Untuk mengetahui manfaat demokrasi
Untuk mengetahui perilaku menyimpang demokrasi di kalangan mahasiswa
Untuk mengetahui peran mahasiswa di dalam demokrasi
Untuk mengetahui manfaat demokrasi
Untuk mengetahui perilaku menyimpang demokrasi di kalangan mahasiswa
PEMBAHASAN
Peran mahasiswa sebagai pribadi yang terbuka dan
memiliki kultur politik yang mandiri bisa berperan aktif dalam proses kehidupan
berdemokrasi di Indonesia untuk membawa bangsa ini ke arah masa depan yang
lebih baik. Peran mahasiswa akan semakin maksimal jika mereka mau dan
mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam mendukung proses demokrasi.
Dalam penyelenggaraan pemilu, mahasiswa bisa
berperan dalam proses pengawasan maupun menominasikan figur-figur calon pemimpin
di berbagai level pemerintahan. Hal itu bisa menjadikan semakin urgen dan
tingginya angka golput di berbagai penyelenggaraan pemilu.
Proses demokratisasi di Indonesia memang
membutuhkan waktu dan dukungan semua pihak. Karena sebagus apapun konsep maupun
struktur politik yang telah dibangun tidak akan banyak berguna jika tidak
didukung oleh partisipasi aktif masyarakat. Sehingga mahasiswa sebagai pribadi
yang memiliki pengetahuan politik diharapkan tidak hanya mau berbagi pemahaman
tentang politik saja tetapi mengawal dan memperbaikinya.
Mahasiswa yang terbiasa dengan kultur politik
dan akademik yang mandiri, diharapkan bersikap bijak dan arif ketika
melihat demonstrasi sebagai bagian dari demokrasi. Mahasiswa sangat
berperan penting dalam menjalankan demokrasi sesuai dengan falsafah negara dan
nilai dasar demokrasi sebagai sesuatu yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat serta menghindari politik uang dalam setiap proses berdemokrasi.
Tindakan partisipatoris mahasiswa adalah
kontribusi penting bagi tegaknya demokrasi. Mahasiswa memiliki tanggung jawab
mengawal perjalanan demokrasi. Kesalahan terbesar yang sering terjadi adalah
aspirasi nilai-nilai demokrasi yang dipraktikkan secara non demokratis,
sporadis dan cenderung amoral.
Substansi demokrasi justru mengalami ketimpangan
jika ide-ide yang menyuarakan demokrasi disalurkan dengan jalan kekerasan, amuk
massa, bahkan pembasmian (genicode). Dalam situasi inilah kedewasaan mahasiswa
teruji, bagaimana mereka membingkai masalah secara rasional, objektif, dan
proporsional.
Strategi aksi mahasiswa dalam masalah sosial
dapat diasumsikan sebagai upaya konstruktif memindai masalah. Perhelatan
mahasiswa dalam ruang publik adalah sebuah praktik check and balance dalam
mengawal demokrasi.
Peran partisipatoris dalam aksi adalah cermin
idealisme mahasiswa memainkan peran sebagai agent of social change. Peran ideal
ini akan menjadi efektif jika patuh dengan etika demokrasi yang di antaranya
tak membenarkan kekerasan dan adu kekuatan sebagai alternatif. Masalah apa pun
itu, ia melibatkan institusi publik, harus dilihat secara cermat, dengan
mempertimbangkan etika perundang-undangan.
Peran mahasiswa dalam ruang lingkup publik
seharusnya tampil sebagai sosok terdidik yang tak hanya mengandalkan ideologi
saja. Daya kritis mahasiswa tak selamanya dituangkan dengan suara lantang.
Cara-cara kreatif dan santun akan lebih menarik
simpati publik sekaligus menjadi momen edukatif bagi tumbuh dewasanya
demokrasi. Ini yang menjadi harapan kita agar karakter ini tumbuh di setiap
pribadi mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa.
Manfaat Demokrasi
1.kesetaraan
sebagai warga negara
Bertujuan
memperlakukan semua orang adalah sama sederajat.
2.memenuhi
kebutuhan-kebutuhan umum
Semakin besar suara rakyat dan
menentukan kebijakan , semakin besar pula kemungkinan kebijakan yang
mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat.
3.pluralisme
dan kompromi
Mengandalkan debat terbuka,persuasi,
dan kompromi penekanan demokrasi pada debat tidak hanya mengamsumsikan adanya
perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan pada sebagai besar masalah
kebijakan.
4.menjamin
hak-hak dasar
Terbuka sebagai metode mengungkapkan
dan mengatasi masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan sosial tidak dapat
terwujud tanpa kebebasan-kebebasan.
5.pembaruan
kehidupan sosial
Kebijakan-kebijakan yang telah usang
secara rutin dan penggantian para politisi dilakuakn dengan cara yang santun.
Perilaku demokrasi yang menyimpang
di kalangan mahasiswa
Pada kelompok
oposisi (mahasiswa), dalam kondisi idealitas merupakan suatu kelompok
penyeimbang kekuatan politik pemerintah dan jauh akan praktik praktik
nepotisme, namun pada kenyataannya berbanding terbalik dengan tatanan
idealitas, mereka mengabaikan konsep abstrak yang terkandung dalam kelompok
penyeimbang kekuatan politik pemerintah, bahkan tidak segan segan melibatkan
diri dalam wilayah praksis tersebut. Ini bukan merupakan suatu kemutlakan dari
sikap mahasiswa yang memilih untuk melibatkan diri dalam perkoncoan, tetapi
kenyataan yang memaksa mereka untuk bungkam menyerukan identitas kemahasiswaan
mereka.
Sejarah panjang demokrasi Indonesia masih terus berjalan. Demokratisasi yang berlangsung di tingkat lokal masih meninggalkan jejak-jejak model kekuasaan otoritarianisme Orde Baru. Reinkarnasi preman-preman yang tergabung dalam organisasi kepemudaan mampu berevolusi melebur dalam sebuah lingkaran kekuasaan dengan sistem demokrasi. Partisipasi politik yang seyogyanya bisa menjadi langkah awal dalam pendidikan politik beralih dan berubah menjadi perkoncoan politik konfrontatif yang selalau mengedepankan kekerasan.
Penggunaan cara-cara kekerasan masih lazim digunakan untuk mendapatkan kekuasaannya. Sementara demokrasi menjunjung tinggi terhadap hak asasi manusia. Ini menjadikan wacana demokrasi terhambat di sebabkan tidak sejalannya konsep demokrasi itu sendiri ketika berbenturan oleh hasrat sekelompok orang. Venomena premanisme dalam politik sebenarnya bukan suatu yang baru, dari zaman orde baru perkoncoan ini sudah ada, militer dan preman menjadi bagian dari kumpulan dengan mengandalkan kekuasaan elit politik hasrat premanisme terbangun dengan mengikuti arus poliarki.
Sejarah panjang demokrasi Indonesia masih terus berjalan. Demokratisasi yang berlangsung di tingkat lokal masih meninggalkan jejak-jejak model kekuasaan otoritarianisme Orde Baru. Reinkarnasi preman-preman yang tergabung dalam organisasi kepemudaan mampu berevolusi melebur dalam sebuah lingkaran kekuasaan dengan sistem demokrasi. Partisipasi politik yang seyogyanya bisa menjadi langkah awal dalam pendidikan politik beralih dan berubah menjadi perkoncoan politik konfrontatif yang selalau mengedepankan kekerasan.
Penggunaan cara-cara kekerasan masih lazim digunakan untuk mendapatkan kekuasaannya. Sementara demokrasi menjunjung tinggi terhadap hak asasi manusia. Ini menjadikan wacana demokrasi terhambat di sebabkan tidak sejalannya konsep demokrasi itu sendiri ketika berbenturan oleh hasrat sekelompok orang. Venomena premanisme dalam politik sebenarnya bukan suatu yang baru, dari zaman orde baru perkoncoan ini sudah ada, militer dan preman menjadi bagian dari kumpulan dengan mengandalkan kekuasaan elit politik hasrat premanisme terbangun dengan mengikuti arus poliarki.
II.
KESIMPULAN
Kita
sebagai generasi muda penerus Bangsa Indonesia harus menerapkan sistem
demokrasi yang ada di kalangan masyarakat agar bisa menjadi penerus bangsa yang
kritis dan peduli terhadap nasib negara kita Indonesia.
DAFTAR
PUSAKA

Prodi
: Management
NIM :
15101020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar