Kamis, 07 Januari 2016

Budaya Demokrasi di Kalangan Mahasiswa



       I.            PENDAHULUAN
                    i.            Latar Belakang
Kita sebagai mahasiswa sangat penting untuk mengetahui seberapa penting penerapan Demokrasi bagi mahasiswa. Karena kita sebagai mahasiswa harus tahu tentang hak dan kewajiban yang didapat sebagai warga negara.

                  ii.            Tujuan
Untuk mengetahui peran mahasiswa di dalam demokrasi

Untuk mengetahui manfaat demokrasi
Untuk mengetahui perilaku menyimpang demokrasi di kalangan mahasiswa
PEMBAHASAN
Peran mahasiswa sebagai pribadi yang terbuka dan memiliki kultur politik yang mandiri bisa berperan aktif dalam proses kehidupan berdemokrasi di Indonesia untuk membawa bangsa ini ke arah masa depan yang lebih baik. Peran mahasiswa  akan semakin maksimal jika mereka mau dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam mendukung proses demokrasi.
Dalam penyelenggaraan pemilu, mahasiswa bisa berperan dalam proses pengawasan maupun menominasikan figur-figur calon pemimpin di berbagai level pemerintahan. Hal itu bisa menjadikan semakin urgen dan tingginya angka golput di berbagai penyelenggaraan pemilu.
Proses demokratisasi di Indonesia memang membutuhkan waktu dan dukungan semua pihak. Karena sebagus apapun konsep maupun struktur politik yang telah dibangun tidak akan banyak berguna jika tidak didukung oleh partisipasi aktif masyarakat. Sehingga mahasiswa sebagai pribadi yang memiliki pengetahuan politik diharapkan tidak hanya mau berbagi pemahaman tentang politik saja tetapi mengawal dan memperbaikinya.
Mahasiswa yang terbiasa dengan kultur politik dan  akademik yang mandiri, diharapkan bersikap bijak dan arif ketika melihat demonstrasi sebagai bagian dari demokrasi. Mahasiswa sangat berperan penting dalam menjalankan demokrasi sesuai dengan falsafah negara dan nilai dasar demokrasi sebagai sesuatu yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat serta menghindari politik uang dalam setiap proses berdemokrasi.
Tindakan partisipatoris mahasiswa adalah kontribusi penting bagi tegaknya demokrasi. Mahasiswa memiliki tanggung jawab mengawal perjalanan demokrasi. Kesalahan terbesar yang sering terjadi adalah aspirasi nilai-nilai demokrasi yang dipraktikkan secara non demokratis, sporadis dan cenderung amoral.
Substansi demokrasi justru mengalami ketimpangan jika ide-ide yang menyuarakan demokrasi disalurkan dengan jalan kekerasan, amuk massa, bahkan pembasmian (genicode). Dalam situasi inilah kedewasaan mahasiswa teruji, bagaimana mereka membingkai masalah secara rasional, objektif, dan proporsional.
Strategi aksi mahasiswa dalam masalah sosial dapat diasumsikan sebagai upaya konstruktif memindai masalah. Perhelatan mahasiswa dalam ruang publik adalah sebuah praktik check and balance dalam mengawal demokrasi.
Peran partisipatoris dalam aksi adalah cermin idealisme mahasiswa memainkan peran sebagai agent of social change. Peran ideal ini akan menjadi efektif jika patuh dengan etika demokrasi yang di antaranya tak membenarkan kekerasan dan adu kekuatan sebagai alternatif. Masalah apa pun itu, ia melibatkan institusi publik, harus dilihat secara cermat, dengan mempertimbangkan etika perundang-undangan.
Peran mahasiswa dalam ruang lingkup publik seharusnya tampil sebagai sosok terdidik yang tak hanya mengandalkan ideologi saja. Daya kritis mahasiswa tak selamanya dituangkan dengan suara lantang.
Cara-cara kreatif dan santun akan lebih menarik simpati publik sekaligus menjadi momen edukatif bagi tumbuh dewasanya demokrasi. Ini yang menjadi harapan kita agar karakter ini tumbuh di setiap pribadi mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa.
Manfaat Demokrasi
1.kesetaraan sebagai warga negara
Bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama sederajat.

2.memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum
Semakin besar suara rakyat dan menentukan kebijakan , semakin besar pula kemungkinan kebijakan yang mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat.

3.pluralisme dan kompromi
Mengandalkan debat terbuka,persuasi, dan kompromi penekanan demokrasi pada debat tidak hanya mengamsumsikan adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan pada sebagai besar masalah kebijakan.



4.menjamin hak-hak dasar


Terbuka sebagai metode mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan sosial tidak dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan.

5.pembaruan kehidupan sosial
Kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakuakn dengan cara yang santun.

Perilaku demokrasi yang menyimpang di kalangan mahasiswa

Pada kelompok oposisi (mahasiswa), dalam kondisi idealitas merupakan suatu kelompok penyeimbang kekuatan politik pemerintah dan jauh akan praktik praktik nepotisme, namun pada kenyataannya berbanding terbalik dengan tatanan idealitas, mereka mengabaikan konsep abstrak yang terkandung dalam kelompok penyeimbang kekuatan politik pemerintah, bahkan tidak segan segan melibatkan diri dalam wilayah praksis tersebut. Ini bukan merupakan suatu kemutlakan dari sikap mahasiswa yang memilih untuk melibatkan diri dalam perkoncoan, tetapi kenyataan yang memaksa mereka untuk bungkam menyerukan identitas kemahasiswaan mereka.
Sejarah panjang demokrasi Indonesia masih terus berjalan. Demokratisasi yang berlangsung di tingkat lokal masih meninggalkan jejak-jejak model kekuasaan otoritarianisme Orde Baru. Reinkarnasi preman-preman yang tergabung dalam organisasi kepemudaan mampu berevolusi melebur dalam sebuah lingkaran kekuasaan dengan sistem demokrasi. Partisipasi politik yang seyogyanya bisa menjadi langkah awal dalam pendidikan politik beralih dan berubah menjadi perkoncoan politik konfrontatif yang selalau mengedepankan kekerasan.

Penggunaan cara-cara kekerasan masih lazim digunakan untuk mendapatkan kekuasaannya. Sementara demokrasi menjunjung tinggi terhadap hak asasi manusia. Ini menjadikan wacana demokrasi terhambat di sebabkan tidak sejalannya konsep demokrasi itu sendiri ketika berbenturan oleh hasrat sekelompok orang. Venomena premanisme dalam politik sebenarnya bukan suatu yang baru, dari zaman orde baru perkoncoan ini sudah ada, militer dan preman menjadi bagian dari kumpulan dengan mengandalkan kekuasaan elit politik hasrat premanisme terbangun dengan mengikuti arus poliarki.

    II.            KESIMPULAN
Kita sebagai generasi muda penerus Bangsa Indonesia harus menerapkan sistem demokrasi yang ada di kalangan masyarakat agar bisa menjadi penerus bangsa yang kritis dan peduli terhadap nasib negara kita Indonesia.

DAFTAR PUSAKA


Nama : Diki Amri Yansah
Prodi : Management
NIM : 15101020






Tidak ada komentar:

Posting Komentar