A. Pendahuluan
(Latar Belakang Masalah)
kondisi masyarakat saat ini membuat kita para pemuda
indonesia menghadapi pada suatu keprihatinan dan
sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas Indonesia yang
retak bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan meretas tanah air, dalam pergaulan antar bangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis
identitas melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan.
Krisis
moneter yang kemudian disusul krisis ekonomi dan politik yang akar-akarnya
tertanam dalam krisis moral dan menjalar ke dalam krisis budaya, menjadikan
masyarakat kita kehilangan orientasi nilai, hancur dan kasar, gersang dalam
kemiskinan budaya dan kekeringan spritual.
Kehalusan
budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan, toleransi dan
solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang hanyut dilanda oleh
derasnya arus modernisasi dan globalisasi. Trust atau kepercayaan antar sesama baik vertikal maupun horisontal telah
lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan dan
dipertanyakan eksistensinya.
B. Pembahasan (Analisis Masalah)
Kata
“identitas” berasal dari bahasa Inggris identity yang berarti ciri-ciri,
tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakan dengan yang lain.
Kata “nasional” dalam identitas nasional merupakan identitas yang melekat
pada sebuah
kelompok yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya agama, bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas
nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective
action) yang diberi atribut nasional.
Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu
negara dan tercermin dalam identitas nasional berbentuk barang jadi yang sudah
selesai dalam kebekuan normatif, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung
terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan
sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional
dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Di era teknologi informasi yang begitu pesat yang memunculkan sebuah era
global ini bisa jadi masyarakat Indonesia akan bingung dengan identitas
bangsanya. Konflik nilai, benturan nilai, kekaburan nilai dan lemahnya filter
untuk menjaga karakter bangsa bisa jadi kita akan jauh dari identitas karakter
khas ke-Indonesiaan.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas
serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, meliputi:
(1) faktor objektif,
yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis.
(2) faktor subjektif,
yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia.
Beberapa
faktor pendukung Identitas Nasional:
Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan
yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis,
bahasa,
agama,
wilayah serta bahasa daerah,
merupakan suatu kesatuan.
Meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.
Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhineka
Tunggal Ika.
Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan
negara. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia proses pembentukan identitas
nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa
Indonesia telah dijadikan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa
Melayu telah dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun
masing-masing etnis atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa daerah
masing-masing.
Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang
hampir tiga setengah abad dikuasai oleh angsa lain sangat dominan dalam
mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dan memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori
kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat
merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.
C. Penutup
Identitas Nasional, meupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan suatu nasional ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan
berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
Demikianlah
artikel ini saya buat, saya berharap agar para pembaca dapat memahami tentang identitas nasional dengan sebaik mungkin.
Nama : Shafa Maulidya Priastari
NIM : 15101034
Fakultas : Ekonomi Bisnis
Program Studi : Manajemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar